Momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW memang sudah terlewatkan beberapa hari yang lalu, namun kegiatan di hari itu masih melekat dalam ingatanku secara kuat. Naluriahku berkata untuk menuliskan segala kerisauan hati sekaligus kegembiraan yang ada dalam akal. Hari istimewa miladiyah kanjeng nabi jatuh pada hari Selasa, bertepatan dengan penanggalan masehi 20 November 2018. Saya dan rekan-rekanita di organisasi IPNU-IPPNU PAC Kesamben menggelar acara pembacaan sholawat diba’ dan diklat inventaris. Secara sah kami dengan penuh sukacita memperingati hari lahir junjungan sekaligus panutan nabi Agung Muhammad saw tanpa keraguan sedikitpun, meski di tahun ini topik tentang membid’ahkan maulid, dianggap memperingati hari lahirnya kesesatan oleh ustad sebelah, dicibir sebagai ahli bid’ah. Terserah, kami merasa mereka hanya sedang iri dengan kenikmatan dan kesejukan sholawat yang kami lantunkan, ada-ada saja kok semua dinilai bid’ah. Haa mbok sini sekali-kali ikutan biar tahu syahdunya membaca diba’ dan pulang-pulang bawa barokah nasi berkat. Di hari yang mulia ini kami semua bisa dikatakan sedang berjihad, membela islam dengan sholawat dengan berbonuskan nasi berkat. Ndak hanya turun ke jalan, bawa bendera hitam-hitam, penuh kemarahan teriak-teriak, padahal sama-sama pulang dapat nasi. Kalau kami semua pribadi memang memilih jalan yang sejuk, hla wong kanjeng nabi juga menyukai keramahan, bukan kemarahan.
Jihad kami dimulai jam 08.00 wib-sengaja tak pakai tanggal ataupun jam benomor cantik- di MI WIDODO, sebuah madrasah yang keberadaannya di Desa Pagergunung kecamatan Kesamben. Keadaan bangunan di madrasah ini memang lumayan memperihatinkan, karena keberadaan siswa yang minim membuat madrasah ini terancam ditutup. Oke, kita tidak sedang membahas kemalangan madrasah ini rekan-rekanita, tapi tentang hal-hal bahagia di hari itu. sekitar 15 juta (Baca : Juta dihilangkan) orang yang hadir. Salah satu rekan kami yang bernama Rekan Asfiya’ sudah mempersiapkan soundsystem beserta tetek bengeknya sedari pagi. Saat saya sampai, ternyata beberapa motor sudah terparkir rapi di depan area madrasah. Disambut keramahan dan kesantunan para rekan-rekanita, kami bercengkrama sembari menunggu waktu dimulainya acara, kebetulan saya juga bertugas sebagai tukang ngatur acara atau bahasa kerennya Master of Ceremony. Hehe
Rangkaian acara saya bacakan, hingga pada inti acara yaitu sholawat diba’ rekan-rekanita melantunkan sholawat, bermodalkan suara yang pas-pasan asal pas. Mereka semua terlihat menikmati bait demi bait yang didendangkan. Hingga meresap di dalam hati setiap sanubari, shalawat menggema di Desa Pagergunung siang itu. Besar harapan kesejukan sholawat ini bisa dirasakan oleh siapapun. Acara inti dilalui dengan khidmat dan khusyuk, meski juga masih ada sesi udur-uduran giliran pembacaan, tetapi hati kami semua tetap senang sebab hari ini adalah hari menyenangkan. Krik-krik, oke fix.
Waktu break-pun tiba, sembari merebahkan tubuh menunggu adzan dhuhur, kami semua masih melanjutkan sesi bersholawat, ada beberapa rekan-rekanita yang juga unjuk suara, seperti rekanita Luthfi. Suaranya yang merdua menambah suasana untuk meninabobokkan siang yang cerah kala itu, hingga suara adzan mushola di depan madrasah menghentikan kegiatan sholawat kami. Suara adzan yang menggema dari toa versi bapak-bapak umur 40 tahun. Lalu, kami bergegas menunaikan sholat dhuhur, tibalah saatnya pada sesi kedua yaitu diklat administrasi. Acara dimoderatori oleh rekan Saiful, sekaligus memperkenalkan pemateri diklat inventaris yang pertama yaitu Rekan Syariful dari Pimpinan Cabang IPNU IPPNU Kabupaten Blitar. Rekan Syariful mulai menyampaikan bagian demi bagian administrasi di ranah IPNU. Dengan seksama dan penuh semangat, rekan-rekan mengikuti penyampaian materi hingga tuntas. Meski terhalang kepemilikan laptop sebagai panduan, tak urung membuat rekan-rekan makin antusias. Begitupula rekanita-rekanita yang juga menyimak penjelasan bagian administrasi IPPNU dari rekanita-yang saya lupa namanya.
Tujuan diadakannya diklat administrasi ini tak hanya ditujukan kepada sekretaris setiap pimpinan anak cabang ataupun anak ranting. Namun juga kepada semua peserta diklat agar saat dihadapkan dengan masalah yang berkitan dengan administrasi organisasi mereka tak perlu bingung referensi. Penyampaian materi ditutup dengan praktek langsung pembuatan salah satu jenis surat, kami semua bekerja sama dengan baik. Pengamalan jargon unggulan kami semua yaitu Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa. Acara demi acara telah terlewati, sebelum kegiatan bersih-bersih, tak lupa kami semua berfoto bersama. Karena nilai foto lebih mahal daripada apapun, maka kami semua dengan sukarela dan bahagia saling berpose untuk menuruti tuntutan eksistensi. Sekian foto sudah terabadikan, hingga satu persatu dari kami pamit undur diri. Hari yang menyenangkan sekaligus berfaedah, semoga kegiatan kali ini akan menjadi catatan amal yang kelak bisa menjadi tanda bukti bahwa kami semua adalah umat kanjeng nabi yang taat. Dengan mengharap berjuta syafaat kanjeng nabi, mari kita tutup tulisan saya ini dengan lantunan sholawat, agar rindu-rindu kepada beliau tersampai. Shollu ‘Ala Nabi Muhammad!
Bubar, kita bawa nasi berkat masing-masing.
0 comments:
Post a Comment